25 Jan 2011

MIE INSTAN…….SEBUAH FENOMENA



Siapa diantara kita yang tidak kenal mie instan. Makanan ini begitu akrab di berbagai kalangan. Mudah mendapatkan, murah dan gampang memasaknya. Cara paling mudah rendam mie instan dengan air panas kurang lebih 3 menit, siap disajikan. Itu cara paling gampang. Makanan ini begitu favorit di kalangan mahasiswa yang indekost, karena murah, gampang didapat dan gampang dimasak dan rasanya juga lezat, tersedia berbagai pilihan rasa…..nagih di lidah.
Mie instan sudah di kenal di Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu. Beberapa produsen yang terkenal adalah PT. Indofood Sukses Makmur dan PT. Sayap Mas Utama

Namun dibalik “keunggulannya” tersebut terdapat resiko-resiko kesehatan yang harus ditanggung si pemakannya. Dalam proses pembuataanya mi instan mempunyai bentuk yang sangat panjang, dilipat, digoreng dan dikeringkan dengan oven panas. Dalam proses penggorengan ini mie instan akan mengadung lemak. Mie instan bahan bakunya adalah tepung, namun dalam pembuatannya juga akan ditambahkan minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil dan pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (pengatur keasaman) dan tartrazine (pewarna kuning). Kadang-kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel, hidrolisat protein nabati, ribitide, zat besi dan asam malat yang fungsinya masih diragukan. Selain itu juga ditambahkan food additive yaitu bahan-bahan yang ditambahkan pada makanan agar mempunyai sifat-sifat tertentu.
Bumbu mie juga banyak menggunakan additive, efek additive bisa mempengaruhi kinerja organ-organ pencernaan pada balita. Dalam bumbu mie terdapat MSG (Monosodium Glutamat) sebagai penyedap rasa yang memberi rasa gurih dalam kuah mie instan. Jika MSG ini dikonsumsi berlebihan ( Sampai 12 gram/ hari) dapat mengakibatkan efek gangguan lambung seperti mual-mual dan sulit tidur. Ada juga beberapa orang yang mengalami reaksi alergi gatal-gatal, diare dan badan yang menjadi panas, melebihi normal. Dalam jangka panjang bila sudah terakumulusai dalam tubuh MSG menyebabkan hipertensi, asma, kanker, diabetes, kelumpuhan dan penurunan kecerdasan.
Sebenarnya makanan khas Indonesia sudah cukup lezat tanpa MSG. Karena di indonesia terdapat makanan-makanan dengan bumbu rempah-rempah asli Indonesia yang mempunyai cita rasa tinggi. Sehingga sangat disarankan mengganti MSG dengan gula atau ekstrak khamir atau moroni (hasil fermentasi kedelai) atau bumbu kecap atau misalnya di Jawa dikenal dengan “ebi” atau semacam udang kering untuk menambah gurih masakan.
Bahkan..... mie instan diisukan mengandung formalin dan lapisan lilin. Namun hal tersebut dibantah oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Indonesia.
Melihat resiko mengkonsumsi mie instan yang begitu besar tersebut, maka alangkah baiknya kita mengurangi konsumsi mie instan tersebut. Kalau pun terpaksa kita membuat atau mengkonsumsi masakan dari mi instan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Rebus mie instan dua kali dengan maksud pada rebusan pertama untuk menghilangkan pengawet, pewarna ataupun lapisan lilin kalau ada. Masing-masing rebusan sampai mendidih. Rebusan kedua sebagai kuahnya
2. Jangan campurkan semua bumbu, cukup ½ saja, bila kurang berasa tambahkan garam.
3. Campurkan mie dengan bahan-bahan sayuran lain, seperti sawi, sledri, buncis, kapri atau kol.
4. Jangan terlalu sering mengkonsumsi mie instan, usahakan diberi jangka 3 hari.
5. Jangan dibiasakan makan mie instan pada anak-anak yang dalam masa perkembangan.
Demikian tips dari saya....salam makanan sehat....
(Disarikan dari berbagai sumber, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar