16 Feb 2011

Sebuah Catatan | Merenungi surat Al-Asr

QS Al-Asr ayat 1-3 :
1.      “ Demi masa”
2.      “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”
3.      “kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh, dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Merenung dengan makna surat Al-Asr membawa dampak bagi diri saya untuk melihat lebih dalam makna hidup yang sebenarnya. Surat Al-Asr memang terbilang pendek dan sangat favorit untuk bacaan sholat. Anak-anak kecil di TPA juga banyak yang mampu menghafalkan karena merupakan surat yang pendek. Namun ketika saya mencoba membaca terjemahannya, subhanallah….saya merasa langsung menusuk ke hati. 
        Dalam surat Al-Asr di jelaskan bahwa demi masa, sesungguhnya semua manusia itu dalam kerugian. Kenapa demi masa ?  masa atau waktu adalah periode perjalanan hidup manusia dari lahir sampai mati dilanjutkan dengan hisab di akhirat nanti dan mempertanggungjawabkan amalnya dengan balasan surga atau neraka. Waktu yang telah kita lewati ada yang berguna ada yang muspro dalam bahasa jawa. Padahal waktu adalah asset paling berharga untuk bekal menuju akhirat. Bila kita memahami dan merenungi manfaat waktu di dalamnya terdapat hal-hal yang harus kita isi dengan kemanfaatan. Kemanfaatan yang hakiki adalah kemanfaatan untuk kehidupan akhirat. Tidak salah yakni dengan amal sholeh.
Detik demi detik terus bertambah. Kalau kita terlena tanpa sadar umur kita sudah masuk paruh baya. Sedangkan belum ada perbaikan signifikan dalam kehidupan agama kita. Waktu bisa dibagi dalam 3 hal. Waktu lampau, sekarang dan akan datang. Dan hakikatnya waktu itu adalah saat ini. Kita tidak akan bisa memastikan apa yang akan terjadi 1 hari ke depan bahkan satu menit ke depan. Maka pesan Nabi SAW bersegeralah beramal sholeh sebelum datang ajalmu. Kalau ada yang bermotto waktu adalah uang, maka sebagai orang beriman maka akan bermotto waktu adalah amal sholeh. Dalam sebuah nasihat ‘alim dikatakaan bahwa ketika manusia mati dan diusung ke dalam kuburnya ada 3 hal yang ditinggalkannya. Yang pertama keluarga tercintanya yang mengantarkan ke liang lahat kemudian mereka pulang. Yang kedua harta yang diusahakannya yang dicarinya siang dan malam tak kenal waktu kemudian harta itu menjadi hak bagi ahli warisnya sedang dia tidak membawa apapun dan yang ketiga amal sholehnya. Amal ini akan mendampinginya menghadap Tuhan. Jika berat timbangan amal baiknya maka dia akan selamat. Jika berat timbangan amal buruknya maka ia akan rugi.
Segala label duniawiah yang mentereng, kaya, pejabat tinggi, presiden, menteri, jenderal semuanya dikatakan oleh Allah rugi. Rugi yang dimaksud  adalah rugi di akhirat nanti. Semua orang dikatakan rugi karena tidak mempunyai iman dan amal sholeh. Iman adalah wujud kepercayaan hamba akan keberadaan Tuhan  Sang Pencipta alam semesta. Ketika seorang hamba beriman maka keimanan itu akan diikuti oleh keharusan mengikuti setiap perintah dan menjauhi setiap larangan dari yang diimaninya tersebut. Sehingga dalam surat tersebut disebutkan iman dan amal sholeh. Iman tanpa amal sholeh bisa dikatakan bukan sebuah keimanan yang seharusnya. Dalam ayat selanjutnya Allah menyebutkan bahwa keimanan dan amal sholeh harus selalu dijaga dengan saling mengingatkan antara sesama hamba Allah yang muslim untuk melaksanakan kebenaran yang dituntunkan melalui Al-Qur’an dan sunnah nabi. Dalam melaksanakan kebenaran Al-Qur’an akan sangat banyak godaan dan rintangan. Baik dari dalam diri kita sendiri juga dari lingkungan sekitar. Sehingga diperlukan kesabaran untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Semoga Allah SWT selalu menjaga kita untuk selalu istiqomah dalam keimanan. Nasihat nabi saw janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan islam. Amien….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar